Buat
sahabat-sahabat yang saat ini sedang merindu kepada ibunya. Terkhusus buat
kalian yang sedang berjuang di perantauan. Semoga puisi ini akan membangunkan
kita dari tidur yang panjang. Yang saat ini seharusnya kita tidak lagi
mengharapkan pemberian uang dari orang tua lagi. Tapi kita-lah yang seharusnya
memberi mereka.
Teruntuk Mama
Terima kasih…
Untuk kasih sayang yang di berikan
Untuk do’a yang di kirimkan.
Terima kasih…
Karena telah sabar mendidikku.
Karena selalu memotivasiku..
Terima kasih…
Telah berjuang antara hidup dan matimu..
Telah meluangkan waktu untuk mengasuhku..
Telah berkorban waktu tidur untuk
menjagaku..
Telah mengajariku berbagai hal..
Ma…
Sedetik yang lalu..
Aku akan menepati janjiku..
Detik ini..
Aku akan menjadi yang terbaik..
Sedetik kemudian..
Aku akan membuatmu bangga dan bahagia
memilikiku..
Tidak kan ku sia-siakan penhgorbananmu ma..
Ma…
Ku terjatuh lagi dan lagi..
Ku turluka lagi dan lagi..
Perih rasa ini tanpa hadirmu disini..
Salam kangen selalu ma..
Jauh darimu bukanlah impianku..
Ma…
Aku ingin pulang
Ku ingin berada di sampingmu
Ku ingin berbagi cerita denganmu
Ku ingin memelukmu..
Ma…
Ku pasti akan membahagiakanmu
Ingatkan aku jika melupakan janji yang telah
terurai dalam serangkai kata
Walaupun terpisah oleh jarak.
Namun kasih sayangmu, akan selalu tersimpan
di sini.
Di lubuk hati.
Ku berjuang untukmu mama..
“Teruntuk mama”
Yang jauh disana..
Dari anakmu, perantau sejati..
Kuat
kan hati. Bulatkan tekad.
Dan
tambahkan kesabaran.
Semua
akan indah pada waktunya.
Berbuat
yang terbaik adalah hal yang baik.
Walaupun
tak mencapai kesempurnaan.
By: Adrien Naufalyn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar